Kamis, 21 Mei 2015

Penyesatan Informasi Publik

Tidak ada komentar:
Tayangan Program Berita Buletin Indonesia Siang Globaltv Dalam liputan “Blok G Tanah Abang Sarang Prostitusi?”

Buletin Indonesia Siang, sebuah program berita stasiun televisi swastaGlobaltv padaJumat 17 April 2015, menayangkan berita yang mengandung fitnah, sesat, dan bohong. Berita sesat tersebutdiberi judul berbentuk tulisan “Blog G Tanah Abang Sarang Prostitusi?,” yang diperkuat oleh narasi presenter sebagai penyaji berita. 

Namun, hal tersebut sangat kontras dengan paparan semua isi berita, maupun fakta dilapangan yang tidak menunjukkan bukti tuduhan tersebut. Tanpa bermaksud mengurangi tuduhan atau mengklarifikasi kebenaran informasi dari uraian berita, narasi berita malah seperti sengaja dibiaskan. Pembiasan berita dengan cara mencampuradukkan fokus beritadengan ketersediaan sarana dan prasarana terdapat di pasar Tanah Abang blok G yang tidak sesuai harapan.

Penyesatan informasi tersebut itu dimulai dari pembacaan presenter berita yang isinya demikian; “Ia, tak Cuma lewat media sosial dan menggurita di ruamah kos-kosan, bisnis esek-esek juga beroperasi di blok G Tanah Abang lantaran kondisinya yang sepi ditinggal pengunjung. ...”Dari apa yang dibaca presenter berita, ini sangat berkaitan dengan kehebohan berita pembunuhan Tata Chubby seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) cantik menjajakan diri lewat media sosial. Melalui pemanfaatan momen isu yang sedang di booming-kan media akan berita ini numpang perhatian publik (pemirsa).

Rabu, 20 Mei 2015

KESIASIAAN MASA LIBURAN

Tidak ada komentar:


”Besok tidak ada kuliah ya!” ”besok Bapak ada rapat, kuliahnya ditiadakan.” Itu adalah beberapa kata yang akrab didengar oleh orang sedang mencari ilmu dalam sebuah lembaga pendidikan anggap saja bangku kuliah. Rasa senang hampir dapat dipastikan akan bergelora didalam hati kelompok mayoritas mahasiswa. Liburan tiada perkuliahan Ibarat hembusan angin kebebasan dari kejenuhan, penat, dan muaknya proses perkuliahan diikuti.

Liburan sejak dahulu berpasangan dengan kegiatan bersenang-senang. Ekspresi kesenangan karena bisa melupakan tugas-tugas pokok belajar. Sedangkan masa liburan mengarah kepada rutinitas pembelajaran cenderung dihindari, dijauhi, dibenci, dikutuk, kalau perlu dimusnahkan demi sebuah tujuan kesenangan. Contoh kecil ketika masa liburan penggunaan waktu untuk membaca buku, atau menulis hampir tidak ada. Sebaliknya bermain, pacaran, bercanda tawa mengenai persoalan remeh-temeh, serta kegiatan lain serupa yang menghabiskan waktu sulit dihapuskan dari agenda utama liburan.

Minggu, 17 Mei 2015

Tajuk-Tajuk Mochtar Lubis Di Harian Indonesia Raya Seri 1

Tidak ada komentar:
Judul                  : Tajuk-Tajuk Mochtar Lubis Di Harian Indonesia Raya Seri 1 : Politik Dalam Negeri Dan  Masalah Nasional
Penerbit             : Yayasan Obor Indonesia
Jumlah hal          :439+xx
Cetakan             : Pertama

Seorang pewarta meski tidak bersentuhan langsung dengan permasalahan, pada dasarnya mengerti bagaimana sebuah akar masalah ada. Meliput berita itu ibatat membaca, jadi pengetahuan akan informasi dimiliki seorang pewarta juga bagian penting untuk menemukan solusi. Sebab datangnya informasi seorang pewarta melalui berbagai sumber sesuai kaidah jurnalistik.

Disinilah seorang jurnalis dituntut untuk mengetuk hati nurani demi sebuah tanggung jawab. Keberpihakan berdasarkan sudut pandang dirinya akan sangat menentukan sekali opini publik. Meski setiap pilihan tersebut pasti melukai, merugikan, mencoreng, pihak-pihak tertentu.

Muchtar Lubis menjadi salah satu bagian dari mereka. Beliau berkesempatan menjadi pewarta dipercaya pada rezim orde baru. Dia banyak menuliskan suara-suara sumbang bermuatan kritik terhadap ketidakadilan, ketidakberesan birokrasi pemerintahan. Begitu menarik, karena Muchtar Lubis jika ada persoalan langsung menyemprot nama tokoh bersangkutan.

Sabtu, 16 Mei 2015

Senyum Karyamin

Tidak ada komentar:
Judul         : Senyum Karyamin
Pengarang : Ahmad Tohari
Penerbit    : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan    : 9
Jml hal       : 88 hal

Kehidupan desa, selalu saja lebih menarik dari sekedar sebuah cerita. Di desa, yang sering diidentikkan dengan orang kecil, ekonomi lemah, maupun kemiskinan, realitanya memiliki kehidupan sosial lebih harmonis. Kedekatanya dengan alam bisa merasakan langsung suara-suara kicauan burung penuh kedamaian. Semua terdengar bersama hembusan angin untuk disampaikan kepada jiwa-jiwa mampu melihatnya